Grup Kasidah Nasida Ria Mencari Vokalis Wanita untuk Album Religi, Anda Berminat?

Grup Kasidah Nasida Ria Mencari Vokalis Wanita untuk Album Religi, Anda Berminat?

Saat ini, Nasida Ria sedang repot melacak vokalis wanita tunggal untuk diajak berhimpun bersama dengan manajemennya di dalam proyek musik religi. Nantinya, calon vokalis berikut bakal diajak sebabkan konten terutama dahulu di dalam kanal YouTube Nasida Ria. Setelah itu, vokalis baru berikut bakal dibuatkan acara spesifik yang udah disiapkan agendanya.

Selain membuka pendaftaran vokalis wanita solo, Manajemen Nasida Ria terhitung membuka pendaftaran penyanyi group di Nasida Ria. Calon bagian Nasida Ria yang udah terpilih bakal dilatih bermain musik terutama pernah atau diajak gabung di dalam group Qasidah Tanpa Nama (QTN). Baik penyanyi solo maupun penyanyi group untuk berhimpun di dalam manajemen Nasida Ria perlu memenuhi tiga syaratnya, yakni wanita, domisili Kota Semarang dan sekitarnya, dan juga mempunyai nada bagus dan berkarakter kuat.

Pencarian Nasida Ria melacak penyanyi solo dan penyanyi group sebabkan orang-orang berbondong-bondong untuk berhimpun di dalam manajemen ini. Pasalnya, group kasidah legendaris ini jadi sebuah group kebanggaan Indonesia yang pernah tampil di Jerman, tepatnya pada Sabtu, 18 Juni 2022 lantas di dalam Opening Week Music Program Documenta Fifteen, Kassel, Jerman, layaknya dilansir documenta-fifteen.de. Saat tampil di Jerman, Nasida Ria mengumandangkan lebih dari satu lagu hits miliknya, layaknya Dunia Dalam Berita, Perdamaian, dan Kota Santri majalahponsel.org .

Baca: Nasida Ria Gebrak Jerman, Perjalanan Grup Kasidah Berusia 47 Tahun Ini

Profil Grup Kasidah Nasida Ria
Nasida Ria adalah group musik kasidah modern Indonesia yang mempunyai bagian sebanyak sembilan wanita asal Semarang, Jawa Tengah. Grup kasidah yang sekarang dinahkodai oleh Choliq Zain udah terbentuk pada 1975 supaya jadi tidak benar satu group musik modern kasidah tertua di Indonesia. Saat itu, pendiri Nasida Ria adalah seorang guru qira’at, HM Zain yang udah memiliki pengalaman membangun group campuran Assabab. Dari pengalamannya tersebut, ia menghimpun sembilan muridnya untuk membentuk sebuah band, yakni Mudrikah Zain, Mutoharoh, Rien Jamain, Umi Kholifah, Musyarofah, Nunung, Alfiyah, Kudriyah, dan Nur Ain.

Awalnya, group ini hanya manfaatkan rebana untuk menampilkan musik. Kemudian, Walikota Semarang sementara itu dan fans group Iman Soeparto Tjakrajoeda beri tambahan alat musik (organ, bass, biola, dan gitar) dan memfasilitasi studio untuk membantu group tersebut.

Saat bermusik, Nasida Ria menggabungkan style Arab klasik bersama dengan instrumen Barat modern. Penulis lagu group ini sering mengadaptasi ritme tradisional Arab, bahkan lagu-lagu bersama dengan tema duniawi dibuat berlandaskan Al-Qur’an. Meskipun lagu-lagu mereka, namun tersedia pula lagu yang mengkaji topik-topik, layaknya pers, keadilan, lingkungan, bencana, perjudian, dan peperangan.

Mengutip p2k.unkris.ac.id, debut album Nasida Ria adalah Alalabadil Makabul yang diproduksi tiga tahun sesudah pembentukan Tiga album Nasida Ria seterusnya pun tetap sertakan banyak nyanyian bahasa Arab. Namun, sesudah mendapat arahan dari kyai Ahmad Buchori Masruri bahwa lagu-lagunya bakal lebih efektif terkecuali seutuhnya berbahasa Indonesia, group ini segera merubah style bermusiknya.

Terbukti, style baru Nasida Ria segera tenar bersama dengan lebih dari satu lagu, antara lain Pengantin Baru, Anakku, dan Kota Santri yang banyak diputar di pedesaan dan perkotaan. Selain itu, group musik ini terhitung udah jadi diundang acara televisi nasional dan lakukan tur keliling negara.

Pada 1988, Nasida Ria tampil di Malaysia untuk merayakan Tahun Baru Islam pada 1 Muharram. Enam tahun kemudian, mereka tampil di Berlin, Jerman di dalam Die Garten des Islam (Pameran Budaya Islam) atas undangan Haus der Kulturen der Welt. Lalu, pada Juli 1996, mereka lagi ke Jerman untuk Festival Heimat Lange yang tampil di Berlin, Mülheim, dan Düsseldorf.

Leave a Comment